Kamis, 06 September 2018

Kepada Kamu

Kepada kamu yang berada di ujung sana,

Entah apa yang kamu rasakan, itu sepenuhnya milikmu, sepenuhnya teritorimu.
Aku tak bisa memaksamu, apapun keadaannya.
Apalagi dengan segala ketidakpastian atas apa yang aku rasakan saat ini.

Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu.
Untuk kesehatanmu.
Untuk kelancaran segala urusanmu.
Termasuk jodohmu.

Aku ingin kamu bertemu dengan wanita yang baik, yang mengerti dirimu.
Yang mencintaimu.
Yang siap mengikuti langkahmu, berjalan beriringan denganmu.
Walaupun bukan aku, tidak apa-apa.
Kamu pantas mendapatkan yang terbaik.

Tanpa aku sadari, mungkin selama ini, aku memperhatikanmu.
Memperhatikan gerak gerikmu.
Memperhatikan kebiasaanmu.
Tanpa aku sadari, aku mengagumimu.

Aku melihat,
ada kerapuhan dalam dirimu,
ada kerinduan mendalam,
entah pada siapa.
Pada ayahmu, ibumu, keluargamu, mungkin.

Namun...
Aku juga melihat,
di balik segala tingkah kekanakanmu,
ada tanggung jawab yang kamu pikul seorang diri.
Entah itu tanggung jawab atas dirimu, pekerjaanmu, keluargamu.
Aku melihat,
dari segala tutur kata yang terkesan cuek dan sembarangan,
ada hati yang lembut, yang tak sampai hati untuk menyakiti perasaan orang lain.
Aku melihat,
di balik segala tingkah santaimu,
ada perjuangan luar biasa sampai kau berada di titik ini.

Kepada kamu yang sibuk di sana,

Dengan siapapun kamu, nanti, aku akan ikut senang untukmu.
Seperti aku ikut senang atas segala pencapaianmu.
Seperti aku dapat merasakan segala kerisauanmu.
Aku ingin ada, kapanpun,
saat kamu sedih, senang, risau, bahagia.

Suatu saat nanti, tolong beritahu aku.
Siapa dia, wanita yang berhasil meluluhkan hatimu dan bersedia selalu berada di sampingmu.
Siapa wanita yang mau merelakan sisa hidupnya bersama dengan kamu,
yang sibuk dengan segala kegiatanmu,
yang cuek dan suka sembarangan.

--Yogyakarta, 6 September 2018--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar